INDRAGIRIONE.COM,INHIL - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terus melakukan berbagai upaya percepatan penurunan stunting untuk mencapai target prevalensi 14% pada 2024. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mendorong inovasi pencegahan stunting berbasis keluarga. Senin (12/6/24).
Kepala Dinas (Kadis) Drs H Sirajuddin MM, mengatakan populasi di Indonesia saat ini 1/3 diisi anak-anak. Namun, sayangnya ada permasalahan gizi yang masih dialami masyarakat Indonesia, salah satunya adalah stunting. Oleh karena itu, salah satu fokus BKKBN saat ini adalah upaya pencegahan dan penurunan prevalensi stunting. “Upaya
ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global,” kata dia. Kadis menjelaskan stunting mengakibatkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, serta gangguan metabolik pada saat dewasa. Kondisi ini berpotensi besar menghasilkan sumber daya manusia dengan tingkat intelektual yang rendah dan tidak memiliki daya saing sehingga memungkinkan tingkat pengangguran akan meningkat di masa yang akan datang.
"Pengasuhan atau sesi peningkatan kapasitas keluarga merupakan salah satu layanan di masyarakat yang efektif dalam mewujudkan perubahan perilaku di tingkat keluarga," Ujar Kadis Dp2kbp3a Inhil. Terkhir, untuk mewujudkan inovasi pencegahan stunting berbasis keluarga itu maka dibentuklah kelompok bina keluarga balita di setiap desa dan kelurahan. “Melalui kelompok bina keluarga balita ini, edukasi tentang pola asuh, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, disampaikan kepada keluarga-keluarga yang memiliki anak balita,” Tuturnya.